FAKTANEWS.ONLINE,PALU--Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) menggelar Sosialisasi dan Deklarasi Penguatan Kapasitas Tokoh Agama dan Rumah Ibadah Tangguh Bencana di wilayah Sulteng.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis 16 Mei 2024 di Halaman Mesjid Jami’ Al-Hidayah Jl. Mulawarman Kelurahan Besusu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Berbagai perwakilan ormas lintas agama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah setempat turut menghadiri kegiatan itu.

Ade Reno selaku Deputi 1 YRII menerangkan, bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan peran fungsi tokoh agama, rumah ibadah dalam penanggulangan bencana dan mewujudkan masyarakat umat beragama tangguh bencana pada tahun 2024-2025.

Ia mengatakan, bahwa ini merupakan satu hal yang sangat penting dan harus segera diwujudkan, mengingat Indonesia khususnya wilayah Sulteng termasuk daerah yang rawan bencana.

Pihaknya pun berkomitmen, bahwa kedepannya YRII bersama FKUB akan melakukan pendampingan dan penguatan terhadap para tokoh agama dalam mewujudkan umat beragama serta rumah ibadah yang tangguh bencana.

"Sejauh ini, belum ada tim siaga bencana yang dibentuk di rumah-rumah ibadah. Rumah ibadah sebelumnya hanya sekedar untuk menyimpan logistik bantuan bencana. Melalui kegiatan ini, tokoh agama kita dampingi untuk membuat materi khutbah atau ceramah yang memuat tentang mitigasi bencana atau penanggulangan resiko bencana," tuturnya.

"Mari kita bahu-membahu bekerjasama dalam program ini demi membangun rumah ibadah yang tangguh bencana," sambungnya lagi.

Ketua FKUB Sulteng, Prof. Dr. Zainal Abidin dalam sambutannya mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat positif bagi ummat beragama.

Ia menerangkan, bahwa jetika bencana datang, masyarakat pasti akan berkumpul di rumah-rumah ibadah. Pada saat itulah peran tokoh agama dibutuhkan untuk menenangkan para jama'ahnya.

"Rumah ibadah menjadi tempat nomor satu ketika terjadi bencana. Masyarakat merasa bahwa rumah ibadah adalah tempat yang aman untuk berlindung ketika bencana terjadi. Oleh karena itu, tokoh agama sebagai sosok yang didengar di setiap rumah ibadah itu harus memiliki pemahaman lebih soal mitigasi bencana. Sehingga, ketika terjadi bencana dan masyarakat berkumpul di rumah ibadah, tokoh agama bisa mengatasinya dengan baik," terangnya.

"Ini semua dilakukan untuk mengurangi resiko bencana. Sehingga kerusakan dan kematian itu kita bisa minimalisir. Ini yang kita harapkan dari adanya sosialiasi seperti ini. Korban jiwa kerusakan dan lain sebagainya itu jadi berkurang. Di sinilah peran tokoh agama dan rumah ibadah," lanjut Prof Zainal.

Prof Zainal pun berterima kasih kepada pihak YRII yang telah mengadakan program ini dan mau bekerjasama FKUB dalam pelaksanaannya.

"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada YRII yang sudah melaksanakan program ini. 

Kami sangat mengapresiasi ini. Kita berharap kegiatan ini berdampak baik dan positif. Dan kedepannya semakin kurang yang terdampak resiko bencana," ucapnya.

Usai sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan serta penandatanganan naskah Deklarasi Tokoh Lintas Agama Wujudkan Rumah Ibadah Tangguh Bencana oleh masing-masing perwakilan tokoh agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha.(red)