FAKTANEWS.ONLINE,KENDARI-- Seorang pegawai Rumah sakit Daerah (RSUD) ANTERO HAMRA ibu Mincewarty, S.K.M. dimutasi dengan alasan tak jelas dan kini Mincewarty, S.K.M. menjadi Staf di Puskesmas Abeli Kota Kendari. 

Mutasi disebut-sebut akibat tidak sesuai permintaan direktur rumah sakit. menurut pegawai Rumah sakit RSUD Antero Hambra Kota Kendari tersebut sering tidak Profesional akhirnya ia dimutasi dari rumah sakit RSUD ANTERO HAMRA ke Puskesmas Abeli kecamatan Abeli  

Kejadian awal menurut ibu Mincewarty, S.K.M. yang dipindahkan ke Puskesmas Abeli mengatakan' ia tidak tahu menahu sebab sampai kemarin pun ia masih melaksanakan Tugas sesuai perintah Direktur Rumah sakit dimana ia bekerja.

Lebih lanjut Mincewarty, S.K.M. menjelaskan, mutasi ini tanpa ada teguran baik lisan maupun tulisan tiba tiba keluar nota surat dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Tentang pemutasian atas nama mincewarty, bahkan sampai diluar jam kerja pun masih ia laksanakan, sampai Kemarin malam pum Direktur meminta Data masih saya siapkan bahkan pagi Bu Direktur juga masih mengarahkan saya apa yang harus saya kerjakan saya kerjakan.

"Karena semua tugas dan tanggungjawabnya semua sudah di selesaikan Anehnya, sehari kemudian saya mendapat nota dinas dari Kepala BKD bahwa dimutasi ke Puskesmas Abeli” sebutnya.

Mincewarty" mengaku heran mengapa dirinya dipindahkan, padahal semua perintah dan Tugas sebagai Staf Kepegawaian di RSUD Antero Hambra Telah sesuai. “Sampai sekarang saya tidak tahu kesalahan saya, Boleh ditanya ke yang bersangkutan, Apa Kesalahan saya" sesalnya.

Mincewarty' mengaku tidak habis pikir kenapa dirinya bisa dimutasi. Dia memprotes sistem mutasi sebab tanpa melalui prosedur yang benar.

Apalagi, sambungnya, selama ditugaskan ke Rumah Sakit Umum Daerah  (RSUD) Antero Hambra Kota Kendari sama sekali tidak pernah mendapatkan Peringatan atau teguran baik lisan maupun tulisan, Selama bekerja selalu mematuhi peraturan direktur. imbuhnya"

Ditempat yang sama Menurut Keluarga Korban mutasi Tanpa sebab, ada indikasi penyalahgunaan wewenang dalam jabatan seorang Direktur RSUD Antero Hambra Kendari, karena melakukan mutasi pegawainya sendiri dengan unsur like-dislike atau melakukan ketidakadilan dalam memandang suatu permasalahan yang bersumber dari rasa, bukan dari pokok masalah.

Hal tersebut membuat beberapa tokoh setempat meradang. Diantaranya mantan aktivis mahasiswa 2001 Ritno, dan Tokoh Pemuda yang akrab disapa Aris ini sangat menyesalkan adanya insiden tersebut. Karena menurutnya, ada dugaan pemindahan tanpa sanksi peringatan PNS itu terkait adanya mungkin ini mungkin ya tolong garis bawahi mungkin Politik menjelang Pilwalkot.

"Dari kabar yang saya ikuti seperti itu. Saya sangat menyesalkan sikap otoriter dan arogan yang ditunjukkan oleh Direktur RSUD Puwatu, Jadi pemimpin itu seharusnya bisa memberi contoh yang baik, bukannya malah bertindak otoriter. Kalau suka bertindak otoriter, sebaiknya ke laut saja," ujar Aris yang juga dewan Pembina Ormas Anandolaki.

Menurut Aris, era arogansi pemimpin sudah bukan jamannya lagi. "Soeharto dulu bisa kita jatuhkan akibat otoriter dan diktator dalam kepemimpinannya. Untuk kasus RSUD kota Kendari ini, semestinya jika ada persoalan dimusyawarahkan terlebih dahulu supaya tidak mengganggu kinerja, apalagi ini RSUD baru yang melayani kepentingan masyarakat banyak setiap hari. Semua masih bisa didiskusikan, kecuali kalau sudah merugikan rakyat seperti korupsi, wajib ditindak tegas." lanjut Aris Wahab.

Saat di konfirmasi kepala Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Antero Hambra Kota Kendari,melalui pesan singkat whatsappnya sampai berita ini dimuat tidak ada memberikan jawaban.

Untuk diketahui, diduga Direktur RSUD Antero Hambra Kendari sepertinya merasa tidak nyaman ketika masih Adanya ibu Mincewarty, S.KM bertugas di RSUD itu, sehingga hal tersebut berujung dengan pengajuan pindah tugas kepada instansi terkaitsecara inprosedural.