FAKTANEWS.ONLINE,SIDRAP -- Fenomena sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak jenis solar di wilayah Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan mulai terasa.


Bukan karena kelangkaan, tapi petani mengaku sulit mendapatkan solar sehingga jadwal membajak sawah harus tertunda.


Hal itu terungkap setelah sejumlah petani penggarap lahan mengaku kesulitan membajak sawah disebabkan mesin pembajak tidak terisi solar bersubsidi.


Semisal Hand Traktor Dompeng tidak mendapatkan suplai solar subsidi dari SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).


Hal itu diperparah bagi petani di Sidrap yang mengaku jika tersuplai solar subsidi, itu ia dapatkan dari pelangsir.


"Dan itupun kalau ada, petani harus menebusnya dengan harga 245 ribu sampai 265 ribu per jerigen dengan isi 30 liter. Makanya kami rumahkan dulu Hand Traktor Dompeng kami karena solar tidak ada Suplai. Sudah tiga harimi pak tidak turun ke sawah karena solar tidak ada," tutur Mustakim, petani asal Rijang Pittu, Kecamatan Maritenggae, Sidrap, Sabtu, 20 April 2024.


Dirinya mengaku harus menunda menggarap lahan sawahnya beberapa hari disebabkan karena sulitnya mendapatkan solar subsidi.


Dari pantauan, sejumlah SPBU di Sidrap saat ini memang di padati sejumlah orang untuk mengisi BBM solar subsidi kedalam wadah jeregen seperti SPBU Tanete, Ponrangae dan Kanie.


Kuat dugaan, orang-orang yang mengisi solar subsidi tersebut merupakan pengepul atau palansir dengan modus surat keterangan (suket) petani untuk dijual kembali dengan harga tinggi bahkan untuk dibawa ke luar daerah seperti Morowali Sulsel.


Petani di Sidrap berharap kepada pihak kepolisian dan Pertamina untuk melakukan pengawasan serta penertiban di SPBU sehingga tidak terjadi penyalahgunaan BBM bersubsidi. (*)