Faktanews.online--Orangnya low profile. Cerdas dan juga berwibawa. Dia adalah Marsekal Pertama (Marsma) TNI AU, Ir. Andi Sutomo, S.T., S.H., M.Si. (Han)., CEH., IPP


Laporan: Faktanews


SAYA lebih suka memanggilnya Pak Jenderal. Panggilan itu saya tujukan untuk Pung Tomo, seorang perwira tinggi (pati) 'bintang satu' TNI AU asal Sidrap, Sulawesi Selatan ini


Selain sebagai wujud penghormatan, saya memanggilnya begitu dengan harapan saya tidak gugup saat mewawancarainya.


Benar saja, saya lancar-lancar saja saat berbicara dengannya. Saat bertanya pun, saya luwes sekali. Apalagi cuma melalui telepon seluler. Saya tidak bertemu langsung dengannya hee...


Kurang lebih sepuluh menit saya mewawancarai Pak Jenderal. Wawancara saya ini, di mediasi oleh senior saya di kemahasiswaan dulu, Rudi Hartono. Terima kasih kakanda Rudi. 


Banyak hal yang saya korek dari Pak Jenderal. Terutama soal prinsip hidup Andi Sutomo dan pesan-pesan morilnya sebagai anak kampung yang kini sukses mengabdi untuk bangsa


Sebagai putra asli Sidrap, Pak Jenderal mengaku jika dirinya tidak bisa dipisahkan dari tanah kelahirannya, yakni Sidrap.


Baginya, Sidrap adalah daerah yang kaya raya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama dari segi pertaniannya, sehingga layak dijuluki daerah lumbung padi.


Lain dari itu, sebutnya, Sidrap adalah daerah penghasil telur ayam ras terbesar di Sulawesi Selatan. Plus, kota santri. 


"Sebagai putra Sidrap, tidak apalah saya menitipkan pesan untuk para generasi muda di Sidrap agar menjaga semuanya," akunya.


Terlahir sebagai anak Sidrap, Andi Sutomo juga mengaku sangat bangga menjadi satu keluarga besar yang masih teguh mempertahankan sifat 'Sipakatau, Sipatokkong dan Sipakainge' yang artinya senantiasa saling menghargai satu dengan yang lain, sama-sama saling support dan saling mengingatkan untuk hal-hal yang baik


Di mata Andi Sutomo, anak-anak cucu yang ada di Sidrap, semuanya adalah 'wija' pemimpin (calon pemimpin). 


Karena itu, menurutnya, semua punya tugas dan tanggung jawab moril untuk menjaga nama baik dan terus mengharumkan nama daerah, baik di kancah lokal, regional maupun nasional.


Mengenai dirinya yang kini harus berkiprah di tingkat nasional, Andi Sutomo mengatakan jika itu adalah kehendakNya. Satu yang pasti, kata Andi Sutomo, menjaga, membangun serta mengharumkan daerah, bukan berarti harus tinggal di Sidrap.


"Ingat, bekerja dimana pun dan bekerja sebagai apapun, apakah di pemerintahan atau swasta, nama baik tanah kelahiran harus selalu dijaga," ujar pati TNI AU yang kini diamanahi tugas negara selaku Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (RI) itu.


#Jadi Tantara


Menjadi seorang tentara, mungkin sudah menjadi takdir Andi Sutomo. 


Sebelum akhirnya lulus masuk pendidikan di AKABRI militer dan lulus tahun 1988, ia sebelumnya juga mendaftar di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan dinyatakan lulus di Fakultas Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian. 


Tapi kembali lagi. Andi Sutomo punya prinsip yang kuat, dimana ia tak gampang menyerah. Satu yang tak hilang dari tekatnya, yakni ia harus diterima di AKABRI militer.


Singkat cerita, Andi Sutomo terpaksa tidak bisa melanjutkan perkuliahan di Unhas karena akhirnya ia juga berhasil di terima di AKABRI militer kala itu.


Andi Sutomo mengenyam pendidikan sekolah dasar di SD 5 Tanrutedong. Lalu, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 1 Orai Salo (Dulu bernama SMP 1201)


Semasa SMP, Andi Sutomo menunjukkan prestasi yang luar biasa di bidang akademik. Karena itulah ia menjadi salah satu utusan Sidrap dalam suatu lomba di Makassar.


"Saat itulah saya ketemu dengan juara-juara di Makassar, hingga kemudian saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA 2 Makassar," bebernya


Di penjurusan AKABRI kala itu, Andi Sutomo kemudian memilih jurusan elektronika. 


"Saya pilih jurusan elektronika. Ini adalah kelas yang paling berat tantangannya, pelajarannya juga susah-susah, tapi alhamdulillah semunya dapat saya lalui dengan hasil yang baik," katanya


Dari situlah, Andi Sutomo mulai dilirik, selanjutnya ditempatkan sebagai perwira radar di TNI AU yang akan harus dikirim untuk mengasah ilmu pendidikan ke Prancis.


"Sedianya saya akan ke Prancis, hanya saja itu urung, sebab tiba-tiba ada perubahan kebijkan yang meminta agar instrukturnya saja yang di datangkan dari Prancis ke Indonesia dengan harapan, agar bukan cuma saya belajar, tetapi juga yang rekan-rekan yang lain," kata Andi Sutomo mengisahkan.


Dianggap sebagai salah satu prajurit yang cerdas dan berprestasi, Andi Sutomo pun kembali disekolahkan selama 1,5 tahun di Inggris, letaknya di salah satu pulau di selatan London. Selanjutnya, Andi Sutomo kembali ke Indonesia dengan penugasan kemana-mana.


Adapun pengalaman jabatan Andi Sutomo, antara lain, Komandan Satrad Kwandang: Kepala Pusat Operasi Pertahanan Udara di Makassar, Dosen Utama di Seskoau, Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Unhan RI. Pengalaman operasi militer: 


Selain itu, Andi Sutomo juga pernah mengikuti latihan bersama dengan militer negara sahabat, latihan bersama dengan Komando Pasifik Amerika (US Pacom), Pengamat militer dan Pasukan Perdamaian Unamsil (di Sierra Leone-Afrika Timur), Unmis (Sudan - Afrika Barat).


Tentunya, banyak tanda jasa yang telah terimaanya, diantaranya Seroja (Timor Timur), Medali PBB, Dwidya Sistha, Swa Bhuana Paksa dll. Sarjana S1 Elektro dan Hukum, S2 Strategi Perang Senesta dan saat ini dalam proses menyelesaikan Program S3 Doktoral di Universitas Pertahanan R.I. Juga pernah menimba ilmu di National Defense University (Washinton DC Amerika Serikat).


Sekadar diketahui, Andi Sutomo menikah pada tahun 1991. Istrinya adalah seorang wanita cantik asal Soppeng dan dikaruniai tiga orang anak. Dua pria dan seorang perempuan.


Hebatnya lagi, anak sulungnya ternyata juga seorang perwira polisi lulusan AKPOL (Akademi Kepolisian). 


Dia saat ini sebagai Komandan/Kepala Patroli Polisi di Kepulauan Riau. Lalu anak bungsunya adalah seorang lulusan AKABRI Udara. 


Bedanya dengan sang ayah, putra keduanya adalah seorang penerbang atau korps udara, sementara korps Andi Sutomo adalah Radar (*)